BANYUWANGI ETHNO CARNIVAL 2016, THE LEGEND OF SRITANJUNG SIDAPEKSA


BANYUWANGI ETHNO CARNIVAL 2016, THE LEGEND OF SRITANJUNG SIDAPEKSA

Lalu, Patih Sidopekso menceburkan mayat sang istri ke dalam sungai. Lama-kelamaan, air sungai yang sebelumnya berwarna keruh berubah menjadi jernih seperti kaca. Selain itu, bau harum juga tercium dari air sungai yang membuat Patih Sidopekso tertegun dan terhuyung-huyung jatuh ke atas tanah setelah mencerna kejadian di depan matanya. Patih.


KEMERIAHAN KOSTUM BEC 2016, THE LEGEND OF SRITANJUNG SIDOPEKSO

Istri Patih Sidopekso yang bernama Sri Tanjung disebutkan memiliki paras yang sangat elok. Sri Tanjung juga diketahui halus budi bahasanya sehingga membuat Raja paru Sulahkromo tergila-gila padanya. Agar tercapai hasrat sang raja untuk membujuk dan merayu Sri Tanjung, maka muncullah akal liciknya dengan memerintah Patih Sidopekso untuk.


KEMERIAHAN KOSTUM BEC 2016, THE LEGEND OF SRITANJUNG SIDOPEKSO

Saat Patih Sidopekso tidak ada itulah, Prabu Sulahkromo berusaha menggoda dan merau Sri Tanjung. Namun, godaan dan rayuan itu tidak mempan. Sri Tanjung memilih tetap setia menunggu suaminya datang. Sikap Sri Tanjung membuat sang prabu murka. Saat Patih Sidopekso kembali, sang prabu menyampaikan fitnah tentang Sri Tanjung.


KARNAVAL THE LEGEND OF SRITANJUNG & SIDOPEKSO SIAP DIGELAR

Ketika Patih Sidopekso kembali, raja justru memfitnah Sri Tanjung telah menggodanya. Akibat hasutan raja, Patih Sidopekso pun menemui istrinya dengan penuh kemarahan dan tuduhan yang tidak beralasan. Baca juga: Asal-usul Nama dan Sejarah Kota Gaza. Patih Sidopekso bahkan mengancam akan membunuh istrinya yang sangat setia itu.


Limbukan Ketoprakan Sri Tanjung, Petruk dapuk Patih Sidopekso kelirbudaya YouTube

Patih Sidopekso's wife, Sri Tanjung, has a beautiful appearance, smooth manners and makes the King crazy about you. In order to achieve the king's desire to persuade and seduce Sri Tanjung, his human sense emerged by ordering Patih Sidopekso to carry out tasks that were impossible to achieve by ordinary people. So firmly and boldly, without.


KEMERIAHAN KOSTUM BEC 2016, THE LEGEND OF SRITANJUNG SIDOPEKSO

Maka, Patih Sidopekso diperintahkan untuk menjalankan tugas yang sulit dicapai oleh kemampuan manusia. Patih Sidopekso berangkat menjalankan titah raja tanpa rasa curiga. Saat Patih Sidopekso menjalankan tugas, Prabu Sulahkromo berusaha mendekati dan merayu Sri Tanjung. Namun, Sri Tanjung teguh pada pendiriannya menolak permintaan raja dan.


Asal Usul Nama Banyuwangi Berasal dari Kisah Sri Tanjung dan Patih Sidopekso

Mendapatkan titah dari sang raja, Patih Sidopekso tak pernah menolaknya, dia dengan setia dan gagah berani melaksanakan titah raja. Saat patihnya pergi menjalankan tugas yang mustahil, Prabu Sulahkromo mendatangi Sri Tanjung untuk melampiaskan nafsu dan menguasai raga istri bawahannya yang sangat cantik jelita itu.


AsalUsul Banyuwangi dalam Pertunjukan Ketoprak 'Sri Tanjung' Suara Surabaya

Sepeninggal Patih Sidopekso, ulah Prabu Sulakromo makin menjadi-jadi, dirinya terus merayu dan menggoda Sri Tanjung. Walau begitu, Sri Tanjung tetap tak tergoda dan selalu berdoa untuk sang suami tercinta. Karena cintanya tak terbalas, ia pun geram dan memfitnah Sri Tanjung.


Sri Tanjung Legenda Banyuwangi YouTube

Patih Sidopekso tidak lagi mampu menahan diri dan segera menikamkan kerisnya ke dada Sri Tanjung. Darah memercik dari tubuh Sri Tanjung dan ia mati seketika. Mayat Sri Tanjung segera dicelupkan ke sungai, dan sungai yang keruh itu berangsur-angsur menjadi jernih seperti kaca serta menyebarkan bau harum, bau wangi. Patih Sidopekso pun terhuyung.


KEMERIAHAN KOSTUM BEC 2016, THE LEGEND OF SRITANJUNG SIDOPEKSO

Patih Sidopekso ini, memiliki istri berparas cantik dengan tutur katanya yang lembut, bernama Sri Tanjung. BACA JUGA: 6 Wisata Api Abadi Paling Populer di Indonesia, dari Madura hingga Banyuwangi. Singkat cerita, karena kecantikan Sri Tanjung ini maka raja amat tergila-gila padanya dan muncullah rencana picik sang raja.


KEMERIAHAN KOSTUM BEC 2016, THE LEGEND OF SRITANJUNG SIDOPEKSO

Banyuwangi terletak di ujung timur pulau Jawa sehingga memiliki julukan "Sunrise of Java". Banyuwangi dulunya adalah sebuah kerajaan yang bernama Blambangan. Asal usul nama Banyuwangi sendiri terdapat pada kisah Sri Tanjung yang difitnah berkhianat oleh suaminya sendiri yaitu Patih Sidopekso. Sebelum dibunuh, Sri Tanjung memiliki sumpah.


Kisah Legenda Banyuwangi, Tragedi Kesetian Cinta Sri Tanjung pada Patih Sidopekso yang Berujung

Patih Sidopekso tidak mampu menahan diri, ia segera menikam keris ke dada Sri Tanjung. Darah mengucur dari tubuh Sri Tanjung, yang seketika membuatnya tewas. Mayat Sri Tanjung diceburkan ke sungai yang keruh, namun lama kelamaan sungai tersebut menjadi jernih seperti kaca dan berbau harum.


Today's event Banyuwangi Ethno Carnival 2016 The Legend of Sritanjung Sidopekso Be there...!

Akhirnya, Patih Sidopekso memarahi sang istri dan melakukan ancaman pembunuhan. Dengan kemarahan yang menyulut kepalanya, Patih Sidopekso kemudian menyeret Sri Tanjung ke tepi sungai yang keruh karena ia tidak mengakui perbuatannya. Sebelum membunuh istrinya, Sri Tanjung memberi pesan agar setelah dibunuh jasadnya diceburkan ke sungai..


KEMERIAHAN KOSTUM BEC 2016, THE LEGEND OF SRITANJUNG SIDOPEKSO

Patih Sidopekso memiliki istri sangat cantik bernama Sri Tanjung. Karena kecantikan, kehalusan budi dan tutur kata Sri Tanjung ini, membuat sang raja tergila- gila padanya. Agar tercapai hasrat sang raja untuk membujuk dan merayu Sri Tanjung maka muncullah akal licik. Raja memerintahkan Patih Sidopekso untuk menjalankan tugas yang tidak mungkin.


PRESENTASI KOSTUM SIDOPEKSO ANTARA Foto

Patih Sidopekso kembali dari tugasnya dan menghadap raja. Saat itu, Prabu Sulahkromo pun mengatakan bahwa sepeninggal sang patih, Sri Tanjung merayu dan berbuat serong dengan raja. Hal itu membuat Patih Sidopekso naik pitam dan langsung menemui istrinya. Jawaban jujur Sri Tanjung tetap tidak bisa membuat percaya suaminya.


Foto Asalusul Banyuwangi, Kisah Amarah Patih Sidopekso pada Sri Tanjung yang Berakhir Petaka

Raden Banterang screamed crazily and regretted his deed. He walked unsteadily and fell into the river screaming, "Banyuwangi, Banyuwangi, Banyuwangi!". Another legend of Banyuwangi was taken from the story of Sri Tanjung Sidopekso. Once upon a time, a local ruler, King Sulahkromo, had a patih, R.Sidopekso.

Scroll to Top